LOMO camera
Kamis, 15 November 2007



Pernah lihat kamera yang sekali jepret bisa jadi 4 foto dalam satu frame ‘nggak?
Nah itu dia, kamera macam begitu yang disebut LOMO. LOMO, yang singkatannya sudah disebutin di atas, adalah sebuah nama perusahaan optik dari Rusia, yang juga dijadikan merek dagang produk-produknya seperti kamera, teleskop, dan mikroskop. Dulunya, LOMO ini memasok keperluan perlengkapan optik tentara Rusia sejak dari zaman Perang Dunia ke-2. LOMO, yang terkenal dengan jajaran produk kameranya, juga menjadi supplier kamera dan perlengkapan optis untuk keperluan spionase dan intelijen para agen KGB.
Pastinya kamu sudah penasaran ingin tahu sebenarnya apa itu LOMO. LOMO yang dikenal sekarang adalah jajaran produk kamera film yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. But, there’s this thing about LOMO. Kalo kamu motret make kamera LOMO, hasilnya bakalan jauh banget dari hasil jepretan kamera pada umumnya. Misalnya kamu motret temennya yang lagi ketawa make kamera LOMO seri “supersampler” yang memiliki 4 lensa, kamu bakal dapet 4 buah gambar temen Belia yang lagi ketawa dengan momentum yang berbeda dalam satu frame. Pokoknya artistik banget ‘gitu.
Menurut Shinta Hendamani, ambassador (duta) LOMO di Indonesia, hasil jepretan LOMO itu beda banget dan sangat unik. “Tone warna foto-foto yang dihasilin LOMO itu entah kenapa bagus banget dan sangat khas LOMO. Mungkin karena lensanya. Terus suka ada kayak vignet-vignet (sudut frame foto yang tercetak gelap) ‘gitu,” ungkap lulusan Universitas Pelita Harapan ini. By the way, mungkin kamu agak heran, koq LOMO ada dutanya segala ‘ya? Well, wajar aja, soalnya LOMO ini sendiri udah jadi sebuah society baru di dunia. Komunitas LOMO di Indonesia menggunakan nama LOMONESIA dan menjadikannya wadah para penggemar LOMO di Indonesia.
Para pengguna LOMO menggunakan istilah LOMOGRAPHY-menggantikan fotografi-dalam merujuk pada culture baru dunia fotografi ini. “LOMOGRAPHY itu terlepas dari kaidah foto-foto biasa. Moto utamanya aja, ‘don’t think, just shoot’. Nggak usah mikir hasilnya bagaimana, pokoknya jepret!” tambah Mbak Shinta. Memang sepertinya LOMO menekankan bahwa siapa aja bisa motret. At least motret memakai LOMO pasti akan menghasilkan foto yang menarik, unik, dan pastinya artisitik tanpa membutuhkan skill fotografi khusus. Wuih menarik banget ‘tuh!
Tapi satu hal yang perlu kamu cermati kalau pengen menggunakan LOMO. Every single LOMO has its own unique LOMOGRAPH result, tiap LOMO bakal menghasilkan foto yang berbeda satu sama lainya. Every LOMO are different from another. Yang khas dari foto-foto LOMO adalah fotonya yang multiple exposure (dalam satu frame terdapat banyak foto-foto kecil atas objek foto) dan bisa dengan sudut yang beda-beda, bahkan tone warna yang variatif pula.
Lieur? Lihat aja deh contoh foto-fotonya.
Nah, ini dia bahayanya LOMO. Dia itu bikin nyandu banget para penggunanya. Soalnya kalau kamu udah nyoba satu jenis LOMO, pasti penasaran pengen tahu hasil yang lainnya. Jadi deh ketagihan buat ngoleksi LOMO.
O, iya. LOMO belum ada versi digitalnya. Semuanya masih versi analog, kalau yang bisa diperoleh kebanyakan menggunakan film 35mm yang biasa dijual di toko-toko. Harga sebuah kamera LOMO nggak mahal ‘koq. Kebanyakan cuma enam digit. Tapi aku saranin, kalau tertarik mendingan beli yang tipe LCA, LOMO Kompakt Automat, soalnya tipe ini yang paling fleksibel buat buat ditambahin aksesoris buat menghasilkan foto-foto yang seru. Harga tipe yang satu ini sekira 1,8 jutaan.
So, how ‘bout it boys and gals? Interested? Kalo udah beli LOMO jangan ketinggalan buat aktif di milisnya LOMONESIA di: lomonesia@yahoogroups.com. kamu juga bisa kirim-kiriman e-mail ke: lomographyindonesia@hotmail.com. If you got yourself a LOMO, take your LOMO everywhere you go. And don’t think about the result. Just shoot!***

by : syauqy_belia@yahoo.co.uk
 
posted by blackatro at 04.04 | Permalink |


0 Comments: